20100910

something useless

10/9..Something useless, I'm trying to write here.
Pagi tadi halimun bersabda: "anjing tak menggonggong tanpa alasan"..
Tak Ada yang benar-benar tahu dekripsi Ikhlas..
Ketika otak berpikir, kami berbincang dengan sosok pucat pasi..
Tak ada nada, tak ada asmaradana..
Hanya kepulan jelaga yang membuat terjaga..
Tanpa konklusi..

1 Syawal 1431 Hijriah, pagi kelabu.



Tentang hidup hari ini. Pagi ini anggrek yang tervonis gantung di ranting pohon mangga masih berembun. Bagai tak goyah ketika datang badai derduyun-duyun. Udara di penuhi sahut-sahutan pujian kepada Tuhan mereka (disini saya belajar obyektif). Saya bangun lebih lambat dari sang raja hari, hampir telat bersegera ke kerumunan. (flash back sejimpit) Saya yang dari hari sebelumnya memang sangat amat berniat untuk mandi suci demi hari yang maha suci, gagal total, setelah 2 makhluk asing (entah dari planet mana), sebut saja namanya lek tri & brewok, memasang tampang tak berdosa membuat saya mandi terburu-buru. Finally, lunturlah niat mandi suci penuh ritual saya. Hanya gosok gigi secukupnya, membaui badan dengan sabun sekedarnya, dan menyamphooi rambut seikhlasnya. Dengan dada bergetar (ada 2 kemungkinan: memang beriman atau memang lagi bengek) saya mantapkan kaki kanan dan kaki kiri saya bersahutan menuju pusat suara maha agung tadi. "Telat cuk", menjadi kata terkompak kami pagi itu. Dengan tampang polos dan mata berkaca-kaca, kami (3 orang aneh, ditambah adik, dan teman-teman lainnya)berjalan tegap menuju ke tengah barisan. Semua mata tertuju pada kami. Kembali kami berhenti tanpa dosa. Sepersekian detik ketika kaki kami mulai menyilang, imam sudah menyuruh kami berdiri dengan bahasa arab yang agak terpaksa. Sudahlah, kami urungkan niat menyilangkan kaki.
Dengan pikiran super khusuk, kami mengerjakan ritual agama Islam tahunan itu. Setelah 2x salam, kami kembali mencoba menyilangkan kaki, dan berhasil. (15 menit kemudian)Khutbah mulai membosankan, kami mulai bergumul untuk rapat dan menyusun strategi kabur. Kami tertolong oleh 2 buah (karena memang kecil) anak kecil. Mengendap-endaplah kami dibelakang mereka, sambil ikut berjalan ke belakang. Diperjalanan kami mengajak 2 buah anak kecil tadi berbicara, dan hebatnya, orang-orang menyangka itu keponakan saya yang mengajak pulang. Semua berjalan sukses, sebelum beberapa detik setelah itu, khotib memutuskan untuk mengakhiri khotbahnya. Sia-sia penyamaran yang dilakukan dan kami melenggang gontai.
Acara selanjutnya adalah memulai Halal bil Halal kampung dengan panitia orang-orang aneh ini. Halal bil Halal berjalan selancar BAB saya, dan kami bergembira. sekian.

P.S. Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.